(Opini oleh : U. Rusman Widjaja)

Ilustrasi : Salah satu dari sejumlah Kantor Cabang bank bjb diseluruh Indonesia diduga terpasanga Iklan Produk (Iklan). Jumlahnya bisa puluhan atau ratusan degan ukuran seperti tersebut diatas. (Poto Ist)
fokuseditor.com BANDUNG – bank bjb (Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten.tbk) bila merujuk kepada para akhli dibidang perbankan, dinilai sangat maju dan berkembang pesat menjalankan usahanya. Dikutip dari laman bank bjb “Tanggal Pendirian, 20 Mei 1961: Kepemilikan Pemda Provinsi Jawa Barat (38,52%); Pemda Provinsi Banten (4,95%); Pemda Kota dan Kabupaten Se-Jawa Barat (24,15%)”.
Terbukti, hingga akhir Juni 2024, kinerja bank bjb dari sisi asset, tumbuh 16,6% year on year (yoy) atau menjadi Rp.207,3 triliun. Pencapaian ini mengantarkan bank bjb selangkah lagi menjadi 10 bank terbesar di Indonesia. Oleh karena itulah Majalah NewsWeek dari sejumlah yang berbisnis di Indonesia, bank bjb menduduki peringkat 57 dari bank lain.
Maka tak ayal lagi, para pejabat (Management) bank bjb serta pejabat pemerintah daerah di Jawa Barat dan Banten pada waktu itu, mengatakan bahwa bank bjb (Bank Jabar) adalah kebanggaan warga masyarakat Jawa Barat dan Banten. Semestinya bank dibawah BUMD Pemprov Jabar itu dijaga didukung oleh segenap stekholder yang ada. Dan bukan sebaliknya dibobol dikotup dan lain sebagainya oleh oknum didalam maupun diluar (Pemerintahan Provinsi Jawa Barat).
Kasus-kasus pembobolan bank bjb sudah terbukti, contoh; Kantos Cabang Tangerang, Labuan, Sukabumi, Cabang Utama Bandung, Banjar dan lain-lain (tidak Perlu disebut semuanya) itu terjadi dari tahun ke tahun. Dan pelakunya adalah oknum orang dalam dan sebagian orang luar.
Sungguh sangat disayangkan oleh semua fihak, bank bjb lagi ada dipuncaknya dibanding dengan BPD lain di Indonesia. Meletuk kasus baru seperti yang dikutip dari daulat.co : sebagian.
Pernyataan ini merujuk Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu dan Juru Bicara KPK Tessa Mahardika. Pernyataan kedua pejabat KPK tersebut menunjukkan sikap saling bertolak belakang.
“Kami minta agar KPK mengusutnya secara terang benderang, jangan menutup-nutupi kebenaran,” kata Fauzan.
GMJB mendesak KPK mengusut kasus tersebut sampai ke akar-akarnyanya, termasuk dengan menjerat semua pihak yang terlibat dalam kasus dugaan korupsi Bank bjb. Apalagi, GMJB menduga dana iklan dalam kasus itu mengalir ke sejumlah pejabat dilingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Barat.
Berikut pejabat atau auditor di lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan yang sebelumnya menyebut adanya pembotosan uang negara dalam kasus tersebut.
“Jika melihat riwayat kasus, seharusnya masih banyak pihak yang menjadi tersangka. Baik itu orang di Pemprov Jabar maupun anggota BPK berinisial ANS,” tegas Fauzan.
“Baik yang memberikan maupun yang menerima harus mempertanggungjawabkannya,” sambungnya. Kepada BJB, ia meminta agar secara ksatria mempertanggungjawabkan dugaan penyalahgunaan anggaran secara transparan dan terbuka kepada publik. (***)