
fokuseditorDotCom BANDUNG – Publik mungkin bertanya-tanya apakah akan mampuh Jajaran Direksi Baru terpilih dalam RUPST Tahun Buku 2024 pada tanggal 16 April 2025 membangun dan mempertahankan kepercayaan (Trus). Sementara sejumlah kasus yang terjadi dan menerpa PT.BPD Jawa Barat dan Banten saat ini bukan main dahsyatnya. Misalnya Yuddy Renaldi (Mantan Dirut) dan Widi Hartoto (Mantan Pindiv Corsek bank bjb) dan 3 orang dari swasta, mereka sudah menjadi tahahan KPK. Dalam kasus markup penempatan dana iklan yang diduga menilep uang sebesar Rp. 222 Miliar.
Begitu pula 3 orang pejabat lainnya dari Divisi Umum bank bjb yaitu Tiga orang saksi tersebut adalah Dadang Hamdani Djumyat selaku Group Head Pengadaan Logistik, IT, dan Jasa Lainnya Bank BJB tahun 2017-2022 Kemudian, Wijnya Wedhyotama selaku Officer Pengawasan Pengadaan Logistik IT dan Jasa lainnya pada Divisi Umum Bank BJB dan Roni Hidayat Ardiansyah selaku Manajer Keuangan Internal Bank bjb. Mereka diperksa sebagai saksi. Demikian kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto.
Permasalahan yang dihadapi oleh jajaran Direksi baru tersebut bukan masalah yang spele, tapi bisa dinilai cukup berat. Mulai dari perampingan jabatan yang salah satunya sudah dilakukan yaitu jumlah pejabat Direksi yang sebelumnya 7 kini hanya menjadi 6 orang saja. Tidak sampai disitu jumlah pegawai yang bengkak harus dikurangi, termasuk anggaran berbagai kegiatan harus dikurangi sampai 45% permasalahan tersebut disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sebagai pemegang saham terbesar (Pengendali) dalam acara RUPST TB 2024 Tanggal 16 April 2025 di Gedung Menara bank bjb Kantor Pusat Jl. Naripan No. 14 Bandung. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, tentang bunga di bank bjb jangan terlalu tinggi dan harus diturunkan, didalam memberikan pinjaman modal harus selektif yang sekiranya bakal macet kedepannya harus dihentikan. Contoh pemeberian pinjaman modal kerja kepada PT SRITEX yang dinyatakan pailit sebesar $D 33 Juta atau sertara Rp. 660 Miliyar, harus bisa kembali dan masuk Kas bank bjb. Belum masalah Kelompok Usaha Bank (KUB) yang sudah dijalin kerja sama, itu bukan uang sedikit masuk menjadi modaldi BPD lain. (***)