
fokuseditorDotCom BANDUNG – (Ladrang) :”Nelengnengkung-nelengnengkung Geura Gede Geura Jangkung Geura Sakola Ka Bandung” mudah-mudahan menjadi cermin bagi pejabat dan oknum pejabat yang pernah menduduki jabatan penting di Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten. Tbk (bank bjb), sebuah bank milik Pemerintah Daerah JawaBarat atau Bank Pembangunan Daerah (BPD terbesar di Indonesia.
Oleh karena itulah, siapapun yang sudah menuntut ilmu di Perguruan Tinggi (PT) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tidak satu pelajaranpun tentang Korupsi, semua pelajaran yang diajarkan dosennya itu tiada lain adalah untuk kekbaikan, bila kelak ditempat bekerja di Intitusi atau Lembaga pemerintah maupun swasta.
Silahkan simak : Lagu Dangdut Ciptaan Bank Haji Oma Irama
Tiada orang yang tak suka
Pada yang bernama rupiah
Semua orang mencarinya
Di mana rupiah berada
Walaupun harus nyawa sebagai taruhannya
Banyak orang yang rela cuma karena rupiah
Memang sungguh luar biasa
itu pengaruhnya rupiah
Sering karena rupiah
Jadi pertumpahan darah
Sering karena rupiah
Saudara jadi pecah
Memang karena rupiah
Orang menjadi megah
Kalau tidak ada rupiah
Orang menjadi susah
Hidup memang perlu rupiah
Tetapi bukan segalanya
Silakan mencari rupiah
Asal jangan halalkan cara
Buat apa berlimpah kalau jadi bencana
Sedikit pun jadilah asal membawa berkah
Dari itu jangan serakah
Di dalam mencari rupiah
Modal awal Rp. 2.500.000,- kini Aset Bank BJB saat ini mencapai Rp 219 triliun, meningkat dari Rp 188 triliun pada tahun 2023. Hingga 31 Desember 2024, Bank BJB menyalurkan total kredit sebesar Rp 135 triliun.
Harusnya dipacu dan dipertahankan kepercayaan (Trust) dari pemegang saham dan nasabah bank bjb, bukannya dikebiri dan dirusak citranya oleh oknum-oknum yang menyandang gelar cukup lumayan itu, bukan digunanakan untuk membobol untuk kepentingan pribadi dan sesaat yang berujung dijeruji besi.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, berdagang sebagai Bank BJB (nama digayakan dengan huruf kecil semua, dahulu dikenal dengan Bank Jabar Banten) adalah bank BUMD milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten (pemerintah provinsi Banten memiliki satu bank lain sejak 2016 yang dimiliki secara tidak langsung hingga 2023) yang berkantor pusat di Bandung. Bank ini didirikan pada tanggal 20 Mei 1961 dengan bentuk perseroan terbatas (PT), kemudian dalam perkembangannya berubah status menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Saat ini Bank BJB memiliki 65 kantor cabang, 314 kantor cabang pembantu, 349 Kantor kas, 1.529 ATM, 171 payment point, 5 kantor wilayah, dan Weekend Banking 34.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk menjadi bank devisa sejak tanggal 2 Agustus 1990.
Sejarah
Pendirian BPD Jawa Barat dilatarbelakangi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33/1960 tentang penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi adalah De Erste Nederlansche Indische Shareholding N.V., sebuah bank hipotek.
Sebagai tindak lanjut atas diberlakukannya PP tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Akta Notaris Noezar nomor 152 tanggal 21 Maret 1961 dan nomor 184 tanggal 13 Mei 1961 dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat nomor 7/GKDH/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961, mendirikan PD Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat dengan modal dasar untuk pertama kali berasal dari kas daerah sebesar Rp 2.500.000,00.
Untuk menyempurnakan kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat, dikeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 11/PD-DPRD/72 tanggal 27 Juni 1972 tentang kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat sebagai perusahaan daerah yang bergerak di bidang perbankan.
Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni 1978, nama PD Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.
Pada tahun 1992, aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat ditingkatkan menjadi bank umum devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 25/84/KEP/DIR tanggal 2 November 1992 serta berdasarkan Perda Nomor 11/1995 dengan sebutan Bank Jabar beserta logo baru..
Dalam rangka mengikuti perkembangan perekonomian dan perbankan, maka berdasarkan Perda Nomor 22/1998 dan akta pendirian nomor 4 tanggal 8 April 1999 berikut akta perbaikan nomor 8 tanggal 15 April 1999 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 16 April 1999, bentuk hukum Bank Jabar diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Untuk memenuhi permintaan masyarakat akan terselenggaranya jasa layanan perbankan yang berlandaskan syariah, maka sesuai dengan izin Bank Indonesia Nomor 2/18/DpG/DPIP tanggal 12 April 2000, terhitung sejak tanggal 15 April 2000, Bank Jabar menjadi BPD pertama di Indonesia yang menjalankan sistem perbankan ganda dengan memberikan layanan perbankan secara konvensional dan syariah.
Pada bulan Juli 2010, Bank BJB menjadi BPD pertama di Indonesia yang melantai saham di Bursa Efek Indonesia. (***)